The Feudal States

BY: S. N. Dubey

Sekitar abad kelima A.D. masa kerajaan Roma terguling oleh Jerman. Kehancuran kerajaan ini telah melahirkan Anarki untuk bertahan lama di eropa bagian barat. Para penyerbu Jerman adalah prajurit pejuang, dimana dipimpin oleh militer. Mereka secara bersama memegang hubungan pertalian dan bersumpah secara personal untuk setia.

Organisasi mereka adalah desentralisasi, yaitu menekankan kebebasan di lokal. Pada dasarnya form masyarakat yang mewakili mereka dengan istilah perayahan atau tipe marga. Tentu saja hal ini melahirkan konflik dengan tipe organisasi politik kerajaan seperti yang terjadi pada Roma.
Bentuk organisasi kompromi dari hasil konflik ini disebut dengan Feudalism. Ini merupakan sistem yang bergantung pada kedudukan tetap tanah air, dimana kekuasaan pemerintah telah berkolega.

Raja adalah puncak dari strukture masyarakat. Dia menciptakan dana bantuan tanah sebagai kemuliaannya, dimana nanti rakyat menjadi pengikutnya, dengan pengertian lain sebagai pelayan, khususnya dibidang militer, dimana sangat dibutuhkan.

Para petani membutuhkan proteksi dalam berusaha, dimana para tuan tanah wajib menjaga dan memberi kontribusi terhadap mereka selayaknya, namun semua ini bersifat untuk kepentingannya secara pribadi. Pada dasarnya Feudalism adalah perorangan, pribadi dan non- politik. Siapapun bisa dibayar untuk perang, mencetak uang, dan menegakkan keadilan. Disini masyarkat hanya membayar hak Feodal, bukan tax; mereka memiliki ksatria service sebagai pengganti kedudukan militer, mereka hadir dalam pengadilan sebagai pengganti dari pembuatan parlement, dan mereka hanyalah budak bukan warganegara. Kekuatan Raja dengan sangat jelas terbatas, kontrak tekanan atau pengertian, menyatakan dengan jelas perbedaan antara Raja dan budak.





0 comments:

Post a Comment